Suka Duka Jadi Backpacker



Di dunia backpacking saya bukan termasuk kelas senior, saya baru menyukai kegiatan ini sejak 2016 silam dan destinasi yang saya kunjungi pun belum terlalu banyak. Meski begitu saya mendapatkan banyak pelajaran, ya pengalaman adalah guru saya. Pengalaman backpacking mengajarkan saya sesuatu yang tidak diajarkan ketika saya hanya berdiam diri di rumah, ketika saya hanya berbaring di atas kasur dengan smartphone di genggaman saya. Pengalaman yang saya dapatkan terlalu berharga,  dan akan jadi sia-sia jika tidak saya bagi dengan orang lain.

  • Bersabar

Backpacking itu sedikit berbeda dengan traveling biasa menurut saya, kenapa? Karena kegiatan backpacking itu adalah kegiatan untuk mengeksplorasi tempat baru dengan minim pengeluaran sebisa mungkin (Syukur-syukur gratis hehehehe), artinya jadi backpacker itu jangan berharap perjalanan kita nyaman. Bisa tidur di penginapan sederhana saja sudah alhamdulillah, jangan berharap lebih dengan tidur di hotel mewah. Tiba-tiba saya ingat pengalaman saya beberapa waktu lalu, ketika saya pulang dari Kendal menuju Pekalongan, saya menunggu bus cukup lama tapi tidak dapat. Akhirnya datang mobil elf diiringi suara kondekturnya yang khas, dengan terpaksa saya naik mobil tersebut, karena saya pikir saya harus sampai Pekalongan saat Ashar tiba lalu melanjutkan perjalanan menuju Karawang . Betapa kagetnya saya ketika masuk ke dalam mobil ternyata sudah sesak penumpang sampai kami yang berdiri di dekat pintu belakang mobil harus didorong oleh kondektur. Jelas saya marah, saya pikir kalau mobil sudah penuh kenapa harus memaksa mengangkut penumpang melebihi kapasitas? Di situ pikiran saya sudah kacau sekali,  sudah sikap kondekturnya kurang menyenangkan, saya harus berdiri dan berdesakkan, semalam kurang tidur pula, bagaimana pitam saya tidak naik?

Saya minta turun, tidak diizinkan oleh si kondektur. Saya mendumal menggunakan Bahasa Sunda, tidak ada yang menganggap saya aneh, bisa jadi karena mereka tidak mengerti bahasa saya. Lama-lama saya mendumal menggunakan Bahasa Indonesia, semua penumpang menoleh.Mungkin dalam hati mereka "Ini orang ngedumel mulu dari tadi..." Akhirnya saya minta turun lagi dibantu penumpang lain agar sopir menghentikan laju mobil, dikabulkan. Tapi apa, barang-barang saya dilempar oleh si kondektur, astaghfirullahaladziim. Jujur saja, sebenarnya saya juga salah karena tidak sabar menghadapi situasi seperti ini, karena ini memang pengalaman pertama saya naik mobil umum dengan keadaan berdiri dan berdesakkan. Ini hanya secuil cerita tentang sabar selama backpacking, akan ada sabar-sabar selanjutnya di perjalanan selanjutnya.  Saya juga pernah tidur di depan mini market sambil menunggu bus, saya tidak kuat menahan kantuk karena memang badan saya sudah benar-benar kelelahan. Tapi apa saya kapok? Oh tentu tidak, saya malah suka hal-hal seperti ini, saya suka keluar dari zona nyaman saya, saya suka petualangan.


  • Menginap Gratis

Beberapa kali saya beruntung karena mendapatkan penginapan gratis selama backpacking, mulai dari menginap di rumah teman hingga menginap di rumah orang asing yang tak dikenal. 
Tentu saya amat bersyukur, hal itu otomatis akan memangkas biaya pengeluaran. Enaknya lagi rata-rata pelayanan si pemilik rumah kepada tamunya luar biasa baik.


  • Mendapatkan Teman Baru

Salah satu hal yang saya suka dari kegiatan ini adalah mendapatkan teman baru, meski saya tergolong introvert dan sulit bergaul, jujur saya sangat senang sekali. Apalagi jika bisa saling membantu satu sama lain. Saya pernah sakit di perjalanan menuju Bandung, untung waktu itu teman perjalanan saya seorang tenaga kesehatan, jadi bisa langsung ditangani. Saya juga pernah makan ditraktir oleh teman baru, eh bukan berarti saya muka gratisan ya hehehe. Dikasih gratis, ya diterima. Ya itulah gunanya teman, meski pertemuan kita singkat tetapi kita tidak lupa untuk saling tolong menolong, siapa tahu suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi, siapa tahu suatu hari kita saling memerlukan bantuan. Iya kan?


  • Tidur di Mana Saja


Namanya juga backpacker, budget saya terbatas. Jika saya tidak menemukan penginapan murah, seperti yang saya jelaskan tadi mau tidak mau saya harus rela tidur di mana saja, depan mini market, masjid, sampai pos ronda. Apakah itu aman? Alhamdulillah aman-aman saja, karena saya backpacking tidak sendiri hehehe. Jujur saja saya belum berani untuk solo traveling.


  • Makan yang Penting Kenyang

Selama backpacking makan tak perlu mewah-mewah, yang penting kenyang dan menambah tenaga. Eh, biasanya kalau traveling saya cari makanan khas setempat, sekalian eksplorisasi kuliner. Tapi bukan berarti cari makanan yang mahal dan menghabiskan budget ya? Poin terpenting adalah kenyang.


Sepertinya tulisan sudah terlalu panjang, itulah sedikit pengalaman saya menjadi backpacker. Dunia ini luas. Guys. Sayang sekali jika kamu hanya berdiam diri di kamar, tidur dan menonton tv. Yuk, jelajahi dunia, jika diberi kesempatan bertemu, jangan lupa sapa saya! 

You May Also Like

3 komentar

  1. Wah seru, itu ada komunitasnya mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih telah berkunjung ke blog saya. Banyak mas, cuman saya gak pernah ikut komunitas hehehe.

      Hapus
  2. saya sebenarnya ingin ikut kayak gitu, apalagi soal jaln jalan,,,kesukaan aku dahhh...
    tapi teman gak ada, masih ingin mengumpulkan duitnya dulu

    BalasHapus