• Home
  • Travel
    • Madinah
    • Dieng
    • Garut
  • LifeStyle
    • Tips
    • Fashion
    • Beauty
    • Review
  • Privacy Policy

Dunia Khoerunnisa

Everything About Me, My Trip, My Fav, My Life and My Dream

chinatown bandung

Traveling adalah kegiatan yang menyenangkan, hampir setiap orang menjadikan traveling sebagai hobi. Tapi pernahkah kamu menyadari jika kesalahan kecil bisa saja merusak liburanmu, bahkan hampir membuatnya gagal? 

Saya mendapatkan pelajaran berharga dari liburan saya kemarin, meskipun hanya berlibur ke Bandung (yang jaraknya tidak cukup jauh dari tempat saya tinggal), tapi kesalahan yang saya lakukan membuat liburan kali ini tidak sesuai ekspektasi. Dan lagi-lagi saya tidak ingin menyimpan pelajaran ini sendirian, saya ingin berbagi dengan pembaca setia blog saya tercinta, because sharing is caring, right?


    Tidak Membuat Itinerary

    Itinerary sendiri merupakan rencana perjalanan yang dibuat jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Saya termasuk orang yang menyepelekan itinerary karena menurut saya traveling dengan cara dadakan itu lebih seru dan menantang, namun pengalaman kemarin membuat saya sadar bahwa itinerary begitu penting. Merencanakan perjalanan secara matang membuat waktu dan budget kita tidak terbuang sia-sia. Saat liburan ke Bandung kemarin saya tidak merencanakannya secara serius, alhasil sejak pagi sampai malam saya hanya mengunjungi satu destinasi wisata saja, waktu saya habis terbuang oleh perjalanan yang tidak jelas, parahnya lagi sampai senja datang saya belum juga booking penginapan, saya terancam tidur di pinggir jalan karena penginapan yang sesuai dengan budget saya sudah penuh. Untungnya itu tidak terjadi, saya dapat tempat menginap di suatu rumah makan pinggir jalan, meski tidak sesuai yang diharapkan, saya bersyukur masih bisa beristirahat untuk memulihkan kembali tenaga yang telah terkuras seharian.

      Tidak Merencanakan Budget Liburan

      Budget adalah salah satu hal terpenting, yang sama sekali tidak boleh disepelekan. Kamu tidak ingin kan saat liburan uangmu habis tak karuan? Selain meremehkan itinerary, saya juga kerap meyepelekan budget untuk liburan. Menurut saya liburan membawa uang yang cukup, sudah pasti 'aman'. Tapi itu salah dan fatal tentunya, liburan tanpa perencanaan keuangan tanpa disadari malah akan membuat kantong kita jebol. Liburan yang harusnya menyenangkan dan tak terlupakan, malah jadi membuat stres setelahnya. Sebaiknya, sebelum liburan, kita rencanakan dulu berapa uang yang akan kita bawa, dialokasikan untuk apa saja, berapa untuk biaya makan, transportasi, oleh-oleh, tiket masuk wisata dan lain sebagainya. Jangan lupa bawa uang cadangan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan biaya tak terduga.

      Tidak Saling Menghargai Pendapat

        Ada sebuah istilah, " Jika ingin mengetahui watak asli seseorang, bermusafirlah bersamanya." Saat traveling bersama teman atau rombongan, pasti kita akan menghabiskan banyak waktu dengan mereka, dengan begitu kita juga pasti akan menemukan perbedaan pendapat karena tidak setiap orang memiliki karakter yang sama. Jika perbedaan pendapat itu terjadi, kita harus saling menghargai satu sama lain agar liburan tidaklah rusak dengan hal-hal sepele. Dari liburan kemarin pula saya mendapatkan pelajaran bahwa berdiskusi dengan teman traveling itu penting, meski ada saja yang saya tidak suka dari karakternya, dan saat terjadi perselisihan kita tidak boleh sama-sama keras kepala dan harus saling menghargai setiap pendapat yang ada. 

          Tidak Bersabar Menghadapi Situasi

          Akan ada situasi yang kurang menyenangkan saat traveling, mau tidak mau hal itu harus kita hadapi tentunya bukan dengan hati dan pikiran yang memanas. Dibutuhkan kesabaran yang tinggi di saat seperti ini, sebab jika tidak bersabar dan kamu tidak berusaha menikmati liburanmu, sudah tentu jelas esensi liburanmu akan rusak, Kamu hanya akan mengingat bagian tidak menyenangkan saja nantinya. Bagaimanapun tidak  menyenangkannya liburanmu, bersabarlah dan nikmati setiap momen yang ada.



          Setiap perjalanan pasti ada pelajaran yang bisa kita ambil, tergantung apakah kita menyadari atau tidak perjalanan itu mengandung pelajaran. Nah, cukup sekian tulisan dari saya, semoga bermanfaat.

          15.34 5 komentar


          Di dunia backpacking saya bukan termasuk kelas senior, saya baru menyukai kegiatan ini sejak 2016 silam dan destinasi yang saya kunjungi pun belum terlalu banyak. Meski begitu saya mendapatkan banyak pelajaran, ya pengalaman adalah guru saya. Pengalaman backpacking mengajarkan saya sesuatu yang tidak diajarkan ketika saya hanya berdiam diri di rumah, ketika saya hanya berbaring di atas kasur dengan smartphone di genggaman saya. Pengalaman yang saya dapatkan terlalu berharga,  dan akan jadi sia-sia jika tidak saya bagi dengan orang lain.

          • Bersabar

          Backpacking itu sedikit berbeda dengan traveling biasa menurut saya, kenapa? Karena kegiatan backpacking itu adalah kegiatan untuk mengeksplorasi tempat baru dengan minim pengeluaran sebisa mungkin (Syukur-syukur gratis hehehehe), artinya jadi backpacker itu jangan berharap perjalanan kita nyaman. Bisa tidur di penginapan sederhana saja sudah alhamdulillah, jangan berharap lebih dengan tidur di hotel mewah. Tiba-tiba saya ingat pengalaman saya beberapa waktu lalu, ketika saya pulang dari Kendal menuju Pekalongan, saya menunggu bus cukup lama tapi tidak dapat. Akhirnya datang mobil elf diiringi suara kondekturnya yang khas, dengan terpaksa saya naik mobil tersebut, karena saya pikir saya harus sampai Pekalongan saat Ashar tiba lalu melanjutkan perjalanan menuju Karawang . Betapa kagetnya saya ketika masuk ke dalam mobil ternyata sudah sesak penumpang sampai kami yang berdiri di dekat pintu belakang mobil harus didorong oleh kondektur. Jelas saya marah, saya pikir kalau mobil sudah penuh kenapa harus memaksa mengangkut penumpang melebihi kapasitas? Di situ pikiran saya sudah kacau sekali,  sudah sikap kondekturnya kurang menyenangkan, saya harus berdiri dan berdesakkan, semalam kurang tidur pula, bagaimana pitam saya tidak naik?

          Saya minta turun, tidak diizinkan oleh si kondektur. Saya mendumal menggunakan Bahasa Sunda, tidak ada yang menganggap saya aneh, bisa jadi karena mereka tidak mengerti bahasa saya. Lama-lama saya mendumal menggunakan Bahasa Indonesia, semua penumpang menoleh.Mungkin dalam hati mereka "Ini orang ngedumel mulu dari tadi..." Akhirnya saya minta turun lagi dibantu penumpang lain agar sopir menghentikan laju mobil, dikabulkan. Tapi apa, barang-barang saya dilempar oleh si kondektur, astaghfirullahaladziim. Jujur saja, sebenarnya saya juga salah karena tidak sabar menghadapi situasi seperti ini, karena ini memang pengalaman pertama saya naik mobil umum dengan keadaan berdiri dan berdesakkan. Ini hanya secuil cerita tentang sabar selama backpacking, akan ada sabar-sabar selanjutnya di perjalanan selanjutnya.  Saya juga pernah tidur di depan mini market sambil menunggu bus, saya tidak kuat menahan kantuk karena memang badan saya sudah benar-benar kelelahan. Tapi apa saya kapok? Oh tentu tidak, saya malah suka hal-hal seperti ini, saya suka keluar dari zona nyaman saya, saya suka petualangan.


          • Menginap Gratis

          Beberapa kali saya beruntung karena mendapatkan penginapan gratis selama backpacking, mulai dari menginap di rumah teman hingga menginap di rumah orang asing yang tak dikenal. 
          Tentu saya amat bersyukur, hal itu otomatis akan memangkas biaya pengeluaran. Enaknya lagi rata-rata pelayanan si pemilik rumah kepada tamunya luar biasa baik.


          • Mendapatkan Teman Baru

          Salah satu hal yang saya suka dari kegiatan ini adalah mendapatkan teman baru, meski saya tergolong introvert dan sulit bergaul, jujur saya sangat senang sekali. Apalagi jika bisa saling membantu satu sama lain. Saya pernah sakit di perjalanan menuju Bandung, untung waktu itu teman perjalanan saya seorang tenaga kesehatan, jadi bisa langsung ditangani. Saya juga pernah makan ditraktir oleh teman baru, eh bukan berarti saya muka gratisan ya hehehe. Dikasih gratis, ya diterima. Ya itulah gunanya teman, meski pertemuan kita singkat tetapi kita tidak lupa untuk saling tolong menolong, siapa tahu suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi, siapa tahu suatu hari kita saling memerlukan bantuan. Iya kan?


          • Tidur di Mana Saja


          Namanya juga backpacker, budget saya terbatas. Jika saya tidak menemukan penginapan murah, seperti yang saya jelaskan tadi mau tidak mau saya harus rela tidur di mana saja, depan mini market, masjid, sampai pos ronda. Apakah itu aman? Alhamdulillah aman-aman saja, karena saya backpacking tidak sendiri hehehe. Jujur saja saya belum berani untuk solo traveling.


          • Makan yang Penting Kenyang

          Selama backpacking makan tak perlu mewah-mewah, yang penting kenyang dan menambah tenaga. Eh, biasanya kalau traveling saya cari makanan khas setempat, sekalian eksplorisasi kuliner. Tapi bukan berarti cari makanan yang mahal dan menghabiskan budget ya? Poin terpenting adalah kenyang.


          Sepertinya tulisan sudah terlalu panjang, itulah sedikit pengalaman saya menjadi backpacker. Dunia ini luas. Guys. Sayang sekali jika kamu hanya berdiam diri di kamar, tidur dan menonton tv. Yuk, jelajahi dunia, jika diberi kesempatan bertemu, jangan lupa sapa saya! 
          14.10 3 komentar
          Jalan-jalan ke suatu daerah tak akan lengkap tanpa menikmati kulinernya bukan?

          Beberapa bulan kemarin saya berkesempatan mengunjungi Dieng, dan pastinya mencicipi kulinernya. Jadi sayang sekali jika saya tidak berbagi rekomendasi kuliner Dieng di sini.
          Nah, apa saja sih kuliner Dieng yang wajib dicicipi? Yuk simak!

          Mie Ongklok

          Kuliner Dieng


          Mie ongklok menjadi salah satu kuliner wajib saat kita berkunjung ke Wonosobo khususnya Dieng, sebab udara Dieng yang dingin-dingin gemesin cocok sekali untuk menyantap kuliner yang satu ini. Kuahnya yang hangat dan kental, mienya yang kenyal, rasanya yang gurih, membuat kita tidak butuh alasan lagi untuk mencoba lezatnya mie ongklok. Ketika kita datang ke Wonosobo, kita akan banyak menemukan pedagang Mie Ongklok, mulai dari warung, kedai, restoran hingga gerobak-gerobak yang menjajakan jualannya di pinggir jalan. Oh ya, mie ongklok juga tersedia dalam bentuk mie instan, jadi bagi wisatawan bisa membawa pulang mie ongklok sebagai oleh-oleh khas Wonosobo. Meski mie ongklok ini terlihat sederhana, tapi jangan sampai dikewatkan. Karena makan mie ongklok itu menurut saya rasa Wonosobo banget.

          Iga Bakar

          Kuliner Dieng

          Selain mie ongklok, ada iga bakar yang rasanya juicy abis. Perpaduan rasanya yang manis dan gurih meledak di mulut bahkan saat suapan pertama. Dagingnya juga empuk, jadi jangan takut dagingnya alot, ya.

          Carica

          carica.co.id

          Carica merupakan buah yang masih satu keluarga dengan pepaya, pohon keduanya pun sekilas mirip. Di Dieng, carica diolah menjadi berbagai macam jenis kuliner, ada yang dibuat manisan, ada yang  dibuat selai dan masih banyak lagi.  Sedikit informasi, ketika saya membeli manisan carica, saya bertanya pada sang penjual, kata saya apakah bisa buah carica dimakan langsung? Lalu kata sang penjual, carica tidak bisa lngsung dimakan, harus melewati berbagai macam proses, yang kata si penjual prosesnya cukup ribet. Soal rasa, buah carica ini tidak perlu diragukan lagi, saya pun sampai menyesal karena membeli sedikit, maklum waktu itu saya jadi backpacker, jadi berat kalau saya bawa terlalu banyak membawa oleh-oleh.


          Tempe Kemul dan Kentang Goreng


          Pagi-pagi sarapan tempe kemul dan kentang goreng yang ditaburi bumbu balado, wih mantap tiada dua. Dieng adalah salah satu kawasan penghasil kentang terbesar di Indonesia, jadi wajar saja jika di sana kita akan banyak menemukan olahan kentang, salah satunya kentang goreng. Meski sederhana, tapi kentang goreng di Dieng sungguh nikmat, saya pernah mencoba sendiri kentang goreng bumbu balado di rumah, tapi saya rasa, nikmatnya tidak sama dengan ketika saya mencicipi kentang goreng Dieng. Lalu bagaimana dengan tempe kemul? Nah, tempe kemul ini masih saudara dengan mendoan. Soal rasa, tempe kemul juga memiliki rasa yang maknyus apalagi jika makannya ditemani cabe rawit dan teh tawar hangat, dijamin banjir keringat.

          Nah, cukup sekian tulisan dari saya. Semoga bermanfaat. Keep exploring!
          21.55 2 komentar


          Kemarin saya sudah membahas tentang Telaga Warna, nah kali ini saya akan ceritakan pengalaman saya di Bukit Pandang Ratapan Angin dengan view yang luar biasa epik.

          Sebelum membahas view, mari kita membahas tiket. Kita cukup membayar Rp. 10.000,-/orang dan sudah bisa menikmati pemandangan indah dari gardu pandang dan batu ratapan angin. Sebelum sampai di bukit pandang, kita harus menaiki beberapa anak tangga. Meski begitu, kita tidak akan merasa bosan karena mata kita langsung dimanjakan dengan hijaunya perkebunan. Di area Batu Pandang ini, banyak ditanami berbagai macam bunga juga buah, salah satunya adalah tanaman carica.

          Bukit pandang ratapan angin
          Perkebunan di area Batu Pandang Ratapan Angin


          Jika kamui ingin berlibur bersama keluarga, tempat ini bisa jadi salah satu rekomendasi. Selain tiketnya yang murah, Batu Pandang Ratapan Angin ini juga cocok untuk anak-anak karena di dalamnya disediakan beberapa wahana, seperti jembatan gantung, dan ayunan gantung. Kita juga bisa berinteraksi dengan burung hantu.


          Fyi, kemarin saat saya berkunjung ke Dieng beberapa waktu lalu, wahana jembatan merah putih tidak bisa digunakan karena ada kerusakan. Tapi itu tidak mengurangi antusias saya dengan tempat ini, karena memang tujuan saya ke Batu Pandang Ratapan Angin adalah melihat view epik dua telaga sekaligus.



          Batu pandang ratapan angin
          View Telaga Warna dan Telaga Pengilon dari Batu Pandang

          Bagaimana, keren bukan? Kita bisa melihat view Telaga Warna danTelaga Pengilon dari ketinggian. Untuk bisa berfoto di atas batu, kita harus rela mengantri, apalagi jika memasuki musim liburan, pasti banyak pengunjung yang datang.

          Oh ya, setelah bosan dengan Batu Pandang. Jangan lupa mampir di Dieng Plateu Theater, masih satu area kok. Lagi pula rasanya tidak lengkap jika pergi ke Dieng tapi tidak mampir ke teaternya, karena tidak diperbolehkan memfoto dan merekam selama di dalam teater, jadi saya tidak menampilkan fotonya. Dieng Plateu Theater tiket masuknya gratis, jika saat memasuki area Dieng sudah membayar tiket. Waktu itu saat kedatangan ke Dieng, kebetulan saya tidak dipungut biaya jadi saya mesti membayar tiket seharga Rp. 10.000,-/orang.

          Sekilas saja tentang Dieng Plateu Theater, di dalamnya seperti teater pada umumnya, namun yang menurut saya keren adalah, kita bisa belajar sejarah, budaya, dan keunikan Dieng dari sebuah film dokumenter.

          Saya tidak akan bercerita panjang lebar, selain tangan saya pegal, bercerita panjang lebar akan membuatmu bosan dan tak penasaran.

          Semoga tulisan ini bermanfaat, keep exploring, Guys!
          21.12 1 komentar


          Saat baru saja tiba di Dieng, tempat wisata yang saya kunjungi adalah Telaga Warna. Dengan bermodal Google Map, dari pertigaan Dieng saya berjalan kaki karena sama sekali tidak tahu kendaraan apa yang bisa saya tumpangi dari pertigaan menuju pintu masuk Telaga Warna. Akhirnya setelah beberapa menit berjalan, saya sampai juga di pintu masuk Telaga Warna, namun sebelumnya, untuk mengisi perut saya sempat membeli baso tusuk, rasanya enak dan menghangatkan tubuh saya yang belum terbiasa dengan udara Dieng.

          Dieng
          Iseng berswa foto sebelum memasuki area Telaga Warna

          Fyi, harga tiket masuk ke Telaga Warna yaitu 12.000 rupiah saja, untuk pengunjung domestik (kebetulan saya datang saat weekday), untuk wisatawan mancanegara harga tiket masuknya bisa sepuluh kali lipat, di situlah saya bersyukur sekali jadi warga negara Indonesia 😅.

          Telaga warna
          Salah satu view Telaga Warna

          Nah, saat pertama memasuki area Telaga Warna, saya langsung disuguhi dengan telaga yang warnanya hijau kebiruan, sayangnya view yang saya lihat pertama kali kurang memanjakan mata, karena saat itu telaga sedang surut dan sedang ada renovasi di beberapa bagian, jadi kalau kamu ingin dapat view yang maksimal, coba cari angle yang pas.






           Kalau foto yang di atas lebih epik, bukan? Di area wisata Telaga Warna ini tidak hanya ada telaga, tetapi masih banyak tempat lain yang bisa kamu kunjungi, seperti Gua Semar, Batu Tulis Eyang Purbo Waseso dan masih banyak tempat bersejarah lainnya. Oh ya, Telaga Warna ini masih satu area dengan Telaga Pengilon, dan akan lebih epik viewnya jika dilihat dari Batu Pandang Ratapan Angin.


          Yang saya suka dari Telaga Warna ini adalah pemandangannya yang indah, alamnya yang masih asri, jauh dari hiruk pikuk perkotaan serta udaranya yang sejuk. Saat mulai kedingininan tidak lupa saya mencicipi lezatnya kentang goreng khas Dieng dengan bumbu balado yang menggoyang lidah.

          Bagi kamu yang ingin mengunjungi tempat ini, dari terminal kota Wonosobo (jika menggunakan kendaraan umum) kamu bisa naik kendaraan sejenis elf menuju Kauman, dari Kauman naik mini bus menuju Dieng. Waktu yang ditempuh dari Terminal Wonosobo kurang lebih sekitar satu jam, selama perjalanan kamu akan disuguhi pemandangan yang luar biasa, Pegunungan yang menjulang, jalanan yang berkelok dan jurang di sisi-sisinya.

          Semoga tulisan ini bermanfaat, keep exploring Guys!



          12.07 4 komentar

          Alhamdulillah saya menutup akhir tahun ini dengan petualangan luar biasa. Seminggu yang lalu saya dan suami diberi kesempatan untuk mengunjungi Dieng. Suasana yang tenang, udaranya yang sejuk, dan penduduk lokalnya yang ramah membuat saya betah berlama-lama di sana, hanya saja saya tidak punya waktu banyak untuk berlibur sehingga tidak semua tempat wisata saya kunjungi. Bagi saya yang tinggal di Karawang yang notabene udaranya cukup panas, udara di Dieng jadi terasa begitu dingin. Untung saja homestay tempat saya menginap memiliki pemanas air di kamar mandi dan lantainya dilapisi karpet, jadi sedikit mengurangi rasa dingin. Mau tahu tempat wisata mana saja yang saya kunjungi selama di Dieng? Yuk simak!

          Bukit Sikunir


          Bukit Sikunir
          View dari puncak Bukit Sikunir



          Meski puncak gunung ini berada di ketinggian 2370 MDPL, namun gunung ini lebih sering disebut bukit, karena memang tidak seperti gunung-gunung biasanya yang membutuhkan stamina ekstra untuk mencapai puncaknya, hanya perlu mendaki kurang lebih 30 menit dari tempat parkir dan itu pun sudah disediakan tangga sebagai jalurnya. Hal ini dikarenakan Bukit Sikunir terletak di ketinggian 2263 MDPL jadi untuk mencapai puncak, terasa tidak begitu jauh. Oh ya, pengalaman saya berburu sunrise di Bukit Sikunir adalah pengalaman luar biasa, demi bertemu golden sunrise yang 'katanya' the best sunrise-nya Asia Tenggara, saya harus rela bangun jam 4 dini hari, setelah shalat Subuh saya berangkat menuju Bukit Sikunir dengan melawan dinginnya Dieng (suhunya bisa sampai 14°C) berbekal petunjuk dari Google map dan sedikit arahan dari pemilik homestay. Untung saja pemilik homestay menyediakan sewa motor dengan tarif Rp. 50.000,- sepuasnya, jadi saya bisa berkeliling Dieng tanpa harus berlelah-lelah.

          Udara yang dingin, kanan kiri jalan masih terbilang hutan, tempat yang sepi, dan kabut yang tebal cukup membuat saya merinding. Takut? Pasti. Sempat tersesat saat menuju lokasi karena minimnya signal, namun karena berbekal keyakinan akhirnya sampai juga ke Bukit Sikunir meski sedikit terlambat.

          Yang membuat saya terkagum-kagum adalah sepanjang perjalanan menuju  Bukit Sikunir, saya disuguhi pemandangan menakjubkan, jika langit masih gelap, dari ketinggian kita bisa menyaksikan lampu-lampu dari rumah penduduk yang berada di dataran lebih rendah, sekaligus diselimuti kabit tipis sebagai penghias, cantik sekali. Ketika langit mulai terang, cantiknya lampu-lampu penduduk akan digantikan oleh lautan awan, putih bak kapas. Bagi penduduk desa Sembungan dan sekitarnya, hal itu menjadi pemandangan lumrah yang biasa disaksikan setiap hari. Fyi, desa Sembungan adalah desa tertinggi di pulau Jawa (2306 MDPL).

          Desa Sembungan
          View desa Sembungan di siang hari.

          Karena sudah diceritakan waktu tempuh menuju puncak Sikunir, pengalaman perjalanan, dan lain sebagainya. Mari kita lihat golden sunrise.


          Pemandangan golden sunrise semakin terlihat makin cantik ditemani Sindoro yang menjulang gagah.

          Setelah matahari mulai meninggi, dan tubuh butuh amunisi, akhirnya saya turun untuk berburu kuliner.



          Jika berkunjung ke Dieng, jangan lupa berburu kuliner khas Dieng yaitu kentang, entah yang digoreng atau diolah dengan macam-macam cara, jangan lupa tempe kemul yang rasanya maknyos di lidah.

          Oh ya, saat saya turun dari Bukit Sikunir, saya dan pengunjung yang lain disuguhi dengan pertunjukan calung yang sarat akan kesenian dan budaya Indonesia.

          Pertunjukan Calung
          Pertunjukan calung di kawasan Bukit Sikunir


          Bukit Sikunir sangat cocok sekali dijadikan destinasi wisata untuk berlibur bersama keluarga. Minggu lalu, kebetulan sudah mulai memasuki libur panjang, jadi saat berkunjung ke sana tempatnya cukup ramai, pengunjungnya mulai dari balita sampai lansia.

          Jika tidak ingin terlambat menyaksikan golden sunrise dan suka alam bebas, kamu bisa menyewa tenda untuk bermalam di area sekitar Bukit Sikunir.

          Mohon maaf bila ada kesalahan, semoga tulisan ini bermanfaat😊


          20.33 No komentar
          Older Posts

          Total Tayangan Halaman

          About me




          Seorang wanita biasa yang lahir di Karawang, 04 Januari 1996. Hidup di tengah keluarga yang biasa, juga latar belakang pendidikan yang biasa. Meski begitu, ia tak pernah menyerah memperjuangkan mimpinya yang luar biasa

          Follow Us

          Blog Archive

          • ▼  2022 (1)
            • ▼  April (1)
              • Review MS Glow Deep Treatment Essence
          • ►  2021 (6)
            • ►  Agustus (1)
            • ►  Mei (2)
            • ►  Maret (1)
            • ►  Februari (2)
          • ►  2020 (5)
            • ►  Desember (2)
            • ►  Agustus (1)
            • ►  Februari (1)
            • ►  Januari (1)
          • ►  2019 (10)
            • ►  Desember (1)
            • ►  Juli (1)
            • ►  Juni (3)
            • ►  Mei (2)
            • ►  April (1)
            • ►  Maret (1)
            • ►  Januari (1)
          • ►  2018 (17)
            • ►  Desember (3)
            • ►  November (1)
            • ►  September (1)
            • ►  Juli (2)
            • ►  Juni (2)
            • ►  Mei (3)
            • ►  April (4)
            • ►  Maret (1)

          Labels

          Beauty Bisnis Innisfree Kuliner Laneige Nacific. Nature Republic Oriflame Pond's Puasa Review Sehat Sejarah Skin Aqua Skincare St. Ives Tips Travel Wardah

          Hot Items

          • Tips Agar Tetap Sehat saat Berpuasa
            Yeaayyyyyy, Ramadhan sudah di depan mata. Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia, penuh berkah, ampunan serta rahmat, memang sudah se...
          loading...


          FOLLOW ME @INSTAGRAM






          Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates