• Home
  • Travel
    • Madinah
    • Dieng
    • Garut
  • LifeStyle
    • Tips
    • Fashion
    • Beauty
    • Review
  • Haji & Umrah
    • Tips
  • Privacy Policy

Dunia Khoerunnisa

Everything About Me, My Trip, My Fav, My Life and My Dream


St Ives Fresh Skin Apricot Scrub
Setelah sekian purnama saya tidak nge-blog, akhirnya saya kembali dengan konten review skincare. Yash, kali ini saya akan me-review scrub dari brand St. Ives. Beberapa bulan lalu saya mampir ke drugstore, awalnya saya tidak ingin membeli apa-apa, tapi saat melihat St. Ives scrub ini tiba-tiba saja saya ingin mengangkutnya ke karanjang belanja.

Oke, tidak usah banyak basa-basi lagi, yuk kita mulai.


  • Packaging.
Scrub St. Ives memiliki desain packaging seperti kebanyakan facial wash, dengan tutup flip-top di bagian bawah jadi tidak mudah tumpah, dan mudah diletakan karena bisa berdiri tegak. Dan yang terpenting tidak terkontaminasi oleh tangan saat pemakaian.



  • Komposisi.
Water (Aqua), Juglans Regia (walnut), Shell powder, Glyceryll Stearate SE, Glycerin, Cetearyl Alcohol, Zea mays (corn), Kernel meal, Cetyl Alcohol, Sodium Lauryl Sulfoacetate, Cocamidopropyl  Betaine, Glyceryl Stearate, PEG-100 Stearate, Cetyl Acetate, Benzyl Alcohol, Ceteareth-20, Acetylatel Lanolin Alcohol, Carbomer, Polysorbate 60, Triethanolamine, Fregrance (parfume), Disodium EDTA, Benzoic Acid, Sorbic Acid, Prunus Armeniaca (Apricot) fruit extract, Titanium Dioxide (CI 77891).


Sesuai dengan namanya St.Ives Fresh Skin Apricot Scrub memang mengandung ekstrak apricot dalam komposisinya, karena apricot konon dipercaya mampu menghaluskan kulit.


  • Tekstur.
Tekstur dari scrub ini cukup kasar, tapi menurut saya bagus kerena berasa bersih sekali setelah scrubbing, dan otomatis sel kulit mati dan segala kotoran yang menempel di kulit terangkat tuntas. Fyi, scrub St Ives memiliki 3 tingkatan tekstur scrub; Gentle, Moderate, dan Deep. jika diurutkan, tekstur scrub ini dari paling lembut hingga yang paling kasar, nah variant yang apricot ini adalah scrub dari St Ives yang tekstur scrubnya paling kasar di antara variant lainnya.


  • Aroma.
Aroma scrub ini enak banget, saya suka. Aroma yang segar khas buah-buahan. Yang memang menurut saya sudah sewajarnya skincare berekstrak buah memiliki wangi yang segar.


  • Harga.


Saya membeli produk ini di salah satu drugstore, Watson tepatnya. Harganya 75.000. Cukup mahal, tapi sebanding dengan kualitasnya, ditambah ini produk impor, daaaaan isinya cukup banyak yakni 170 gr cukup dipakai untuk berbulan-bulan. Karena memang scrub tidak dipakai setiap hari, kan?

Jika ingin mendapatkan harga yang lebih murah, kita bisa cari produk ini di marketplace. Harganya cukup jauh dibandingkan toko offline, di online shop kita bisa dapat harga mulai dari 49.000. Waw jauh banget!



  • Cara Penggunaan.


Basahi telapak tangan dan juga wajah, tuang sedikit St Ives Apricot Scrub sedikit saja ke tangan, aplikasikan ke wajah, pijat perlahan, dan bilas hingga bersih. Saran saya gunakan scrub cukup 2 kali seminggu. Jangan terlalu sering ya!


Sekian review dari saya, semoga bermanfaat!
13.30 No komentar

nacific fresh herb origin
 Halo, beberapa waktu lalu  saya membeli satu set Fresh Herb Origin (Gift Series), niat awalnya saya  ingin membeli serumnya saja karena kebetulan serum saya habis, sebagai skincare enthusiast rasanya kurang afdal kalau tidak pakai pelembab. Dan dikarenakan pelembabnya cukup mahal, saya berpikir berulang kali untuk membeli serum dan pelembab ukuran normal sekaligus, untung saja saya menemukan yang gift series ini, jadi saya bisa membeli satu set produk Nacific Fresh herb Origin dengan harga yang cukup terjangkau.

Satu set ini terdiri dari 1pcs Nacific Fresh Herb Serum full size, 2pcs Nacific Fresh Herb Origin Toner 30ml dan 4pcs Nacific Fresh Herb Origin Cream 2ml. Saya beli produk ini seharga Rp.225.000,- di salah satu marketplace. Harga segitu menurut saya masih oke, mengingat Nacific adalah brand luar otomatis itu import. Saya sering review produk luar bukan berarti saya pecinta brand luar atau anti brand lokal, bukan ya. Namanya juga skincare, cocok-cocokan pastinya, kan? Kebetulan, saya cocok dengan skincare dari Negeri Ginseng ini. jadilah saya membuat review-nya di blog.

Oh ya, Nacific Fresh Herb Origin Set (Gift Series) cocok untuk kamu yang baru mau mencoba produk ini karena ukurannyan kecil-kecil (kecuali serum), jadi kalau tidak cocok dengan produknya tidak terlalu menyesal.

Nacific Fresh Herb Origin Toner

Nacific Fresh Herb Origin Toner adalah versi baru dari Fresh Herb Calendula Tincture Toner. Toner ini disebut-sebut sebagai Toner Wash pertama di dunia dan direkomendasikan oleh banyak beauty blogger dan vlogger, karena mengandung banyak sekali manfaat seperti:

- Membersihkan kotoran
- Mencerahkan kulit kusam
- Mengatasi jerawat
- Melembabkan kulit
- DLL

Agar lebih jelas lagi, saya akan share informasi bahan apa saja yang terkandung dari serum ini.


Ingredients: 
Calendula Officinalis Flower Water, Butylene Glycol, Glycerin, Betaine, 1,2-hexanediol, Calendula Officinalis Flower Extract, Calendula Officinalis Extract, Hedera Helix (Ivy) Leaf/Stem Extract, Hedera Helix (Ivy) Extract, Arctium Lappa Root Extract, Althaea Officinalis Root Extract, Malt Extract, Opuntia Ficus-Indica Extract, Centella Asiatica Extract, Paeonia Albiflora Flower Extract, Convallaria Majalis Bulb/Root Extract, Magnolia Liliflora Flower Extract, Lilium Candidum Flower Extract, Ipomoea Purpurea Extract, Portulaca Oleracea Extract, Lactococcus/Leuconostoc//Lactobacillus/Zygosaccharomyces/Milk Ferment, Citrus Aurantium Bergamia (Bergamot) Peel Oil, Maltodextrin, Benzophenone-5, Sodium Metabisulfite, Arginine, Alcohol, Xanthan Gum, Water, Tocopheryl Acetate, Protease, PEG-60 Hydrogenated Castor Oil, Hydrolyzed Collagen, Allantoin, Disodium EDTA.


 Pengalaman saya ketika pertama kali menggunakan toner ini rasanya agak sedikit panas dan perih di wajah, muncul ruam kemerahan juga. Awal pemakaian memang sedikit tidak nyaman, tapi saya teruskan saja dan lama-lama terbiasa. Mungkin itu adalah efek samping atau respons kulit di awal pemakaian saja. Dari segi aroma, toner ini memiliki bau yang segar, khas jeruk dengan tekstur cair namun terasa sedikit berminyak saat diaplikasikan ke kulit. tidak seperti toner-toner lain, yang murni air. Kabar baiknya, karena toner ini mengandung minyak dari berbagai jenis tumbuhan jadi otomatis kulit jadi langsung lembab hanya dengan sekali pemakaian


Nacific Fresh herb Origin

Nacific Fresh Herb Origin Serum

Sebelum saya membeli serangkaian produk Nacific Fresh Herb, saya membeli serumnya saja karena iseng ingin mencoba ditambah saya kena racun instagram yang banyak mengiklankan produk ini. Banyak yang menyebut serum ini dengan sebutan damn serum karena sensasinya yang cekit-cekit saat diaplikasikan ke wajah. Tapi yang saya rasakan bukan sensasi cekit-cekit melainkan rasa panas, terlebih pada area atas bibir yang bila terkena nafas jadi terasa panas.

Hampir satu tahun sudah saya mennggunakan serum ini, hasilnya cukup memuaskan. Wajah saya terlihat lebih cerah, bukan hanya saya yang merasa, orang lain uuga menyebut wajah saya cerah. Jadi buat kamu yang memiliki wajah kusam, serum ini bisa jadi rekomendasi.

Ingredients:

Aloe Barbadensis Leaf Water, Aspalathus Linearis Extract, Glycerin, Helianthus Annuus Seed Oil, Hydrogenated palm oil, Simmondsia Chinensis Seed Oil, Punica Granatum Fruit Extract, Ficus Carica Fruit Extract, Morus Alba Fruit Extract, Ginkgo Biloba Nut Extract, Hippophae Rhamnoides Oil, Argania spinosa Kernel Oil, Camellia Sinensis Leaf Extract, Vitis Vinifera Fruit Extract, Citrus Aurantium Dulcis Fruit Extract, Pyrus Malus Fruit Extract, Lemon Fruit Extract, Citrus Aurantifolia Fruit Extract, Citric Acid, Aminobutyric acid, Zanthoxylum Piperitum Fruit Extract, Pulsatilla Koreana Extract, Usnea Barbata Extract, Sodium chloride, Tocopheryl Acetate, Adenosine.

Packaging:

Packaging dari serum ini cukup oke, dengan botol kaca berbentuk silinder dengan pipet kaca juga. Meski botolnya kaca, jangan khawatir. Ini cukup kuat kok, saya pernah buktikan kalau serum ini tahan banting karena waktu itu pernah beberapa kali jatuh tapi tidak pecah. Kalau kamu mau membawa serum ini untuk bepergian juga aman, asalkan tutup rapat saja botolnya agar tidak bocor.

Tekstur:

Tekstur dari serum ini cair tapi berminyak karena kebanyakan komposisinya dari minyak tumbuhan, kalau diperhatikan serum ini memiliki 2 layer jadi harus dikocok terlebih dahulu sebelum menggunakan agar menyatu sempurna.

Aroma:

Aroma dari serum ini mirip-mirip sprite ya bisa dikatakan jeruk banget lah ya.

Dalam iklan-iklan yang ditayangkan di media sosial, katanya serum ini non-comedogenic tapi yang saya rasakan komedo saya makin banyak setelah menggunakan serum ini. Memang wajah saya makin cerah dan bebas kusam tapi komedo yang timbul lebih banyak dari sebelumnya, jadi saya harus rutin scrubbing untuk mengurangi komedo yang timbul di area hidung dan dagu. Seperti yang sudah-sudah, biasanya saya menghabiskan satu botol serum dalam waktu 3 bulan, awet sekali kan?


Fresh Herb Origin Cream

Awal saya lihat di marketplace, saya kira ini emas antam ternyata ini krim dalam bentuk sachet heheheh. Dari packaging krim ini cukup unik karena menggunakan kertas tapi di dalam kemasan ada lapisan plastik jadi tidak akan bocor atau luber kemana-mana. Karena kemasannya imut-imut menggemaskan, krim ini cocok untuk dibawa bepergian atau buat kamu yang sekadar coba-coba, ya bisa disebut ini kemasan tester. Kalau kamu mau beli ecer harganya murah kok, cuma sekitar empat ribuan untuk satu sachet yang isinya 5 ml. Karena saya pakai siang dan malam, jadi cukup boros. Saya menghabiskan satu sachet bisa untuk 2 hari.

Dari segi aroma sama seperti produk fresh herb yang lainnya, wangi segar jeruk. Melembabkan kulit sudah pasti dan juga mencerahkan. Oh ya, sebenarnya tidak ada larangan untuk menggunakan Nacific Fresh Herb pada waktu-waktu tertentu, namun sebaiknya gunakan Fresh Herb ini pada waktu malam karena teksturnya yang oily dan cukup berat bila digunakan pada waktu siang. Tidak usah panik dulu, amu bisa menggunakan serangkaian Nacific Phyto Niacyn yang didesain khusus digunakan pada waktu siang hari.


Bagi kamu yang ragu akan kehalalan produk dari Nacific ini kamu tidak perlu khawatir, meski belum ada verifikasi halal tapi semua produk Nacific menggunkan bahan baku tumbuhan, jadi bisa dipastikan tidak ada unsur hewani di dalamnya.

Oke, cukup sekian review dari saya. Semoga bermanfaat.





16.44 No komentar

Sate Kelinci

Libur Lebaran kemarin saya berkunjung ke Bandung, kebetulan saya pulang ke Karawang lewat jalur Subang, otomatis saya melewati kawasan kebun teh di daerah Ciater. Selain hamparan kebun teh yang membentang, sepanjang perjalanan saya bisa melihat banyaknya rumah makan lesehan yang menyajikan berbagai menu makanan. Karena perut lapar dan kedinginan karena hujan, saya pun memutuskan untuk makan. Tapi saya penasaran dengan menu yang anti-mainstream di sana, di antaranya adalah sate biawak, sate kuda, dan sate kelinci. Untuk mencoba sate kuda saya belum berani, apa lagi sate biawak, teralalu ekstrem.

"Sate kelinci, boleh juga..." Tanpa basa-basi saya langsung berhenti di salah satu tempat makan pinggir jalan di Daerah Ciater, saya memesan satu porsi sate kelinci lengkap dengan nasinya (saya orang Sunda yang tidak bisa lepas dari nasi, hehehehe).

Baca Juga: Lemang Batok dan Kue Kacang Oleh-Oleh Khas Tebing Tinggi


kuliner


Sambil menunggu pesanan saya datang, saya tidak melewatkan untuk menikmati pemandangan sekitar. Hamparan kebun teh yang luas, gemericik hujan, ditambah segelas teh tawar hangat menemani saya sore itu.


sate kelinci



Setelah menunggu sekitar setengah jam, pesanan saya pun datang. Oke tanpa perlu basa-basi lagi, saya akan bahas tentang rasa dari sate kelinci ini. Gigitan pertama, rasanya tidak ada yang aneh persis seperti sate ayam, saya mengira-ngira jika sebelum dibakar sate kelinci ini  direbus terlebih dahulu. Namun setelah saya makan sate yang ke sekian tusuk, rasanya mulai 'aneh' menurut saya. Sulit untuk dijelaskan, tapi intinya daging kelinci ternyata lebih amis dibanding ayam atau sapi sehingga meninggalkan rasa 'enek'. Ini hanya penilaian subjektif dari saya, mengingat selera setiap orang berbeda, mungkin di antara teman-teman pembaca blog saya ada yang sangat menyukai sate kelinci. Saya juga tidak tahu amis dari sate ini karena dagingnya atau dari proses memasaknya yang kurang matang. Meski rasanya tak sesuai ekspektasi, tapi setidaknya saya tidak lagi penasaran dengan rasa sate ini. Oh ya, sekadar informasi jika seporsi sate kelinci yang saya beli berisi 10 tusuk dengan dihargai Rp.45.000,- tidak termasuk nasi, mahal atau murah?

Nah itulah review jujur saya tentang sate kelinci, semoga bermanfaat!

Baca Juga: 5 Oleh-Oleh Khas Medan yang Terkenal
20.16 8 komentar
chinatown bandung

Kamu suka selfie? Kamu suka traveling? kamu suka destinasi wisata yang Instagramable? Hmmm  saya ada rekomendasi tempat liburan di daerah Bandung, Jawa Barat. Anyway, Bandung memang surganya destinasi wisata, mulai dari yang Instagramable hingga destinasi wisata yang berbaur dengan alam. Kamu hanya tinggal pilih saja mana yang cocok denganmu. Nah, kali ini saya akan membahas sedikit tentang pengalaman saya berkunjung ke Chinatown, destinasi wisata di Bandung yang kaya akan nilai budaya, khususnya budaya Cina. Chinatown sangat cocok dikunjungi bersama keluarga, selain tempatnya nyaman, tempat ini bisa menjadi sarana untuk kita mengenal sedikit budaya dan adat Cina.


chinatown bandung

Alamat Chinatown

Chinatown sendiri letaknya cukup strategis karena tidak begitu jauh dari pusat kota Bandung, tepatnya di Jalan Kelenteng, No.41, Ciroyom, Andir, Kota Bandung. Kamu hanya perlu menempuh perjalanan sekitar empat menit dari alun-alun Bandung. Sekadar informasi, wilayah ini memang banyak dihuni oleh etnis Tionghoa, sehingga budaya China di sana tersasa begitu kental ditambah dengan kehadiran kelenteng yang berusia lebih dari seratus tahun.

Harga Tiket Masuk

Harga tiket masuk ke Chinatown masih lumayan, artinya tidak terlalu mahal ataupun murah. Ketika saya berkunjung ke Chinatown libur Lebaran kemarin, tiket masuk per orangnya adalah 40.000 rupiah. Harga tiket bisa saja berubah sewatu-waktu, sebab bisa saja untuk hari-hari biasa harga tiket lebih murah dari itu.




Suasana di dalam Chinatown

Dilihat dari namanya sudah pasti kita bisa menebak jika Chinatown kental akan budaya Cina, ketika saya baru masuk pun saya langsung disuguhi dengan berbagai ornamen khas Tionghoa, begitu pula dengan alunan musiknya yang membuat saya dan pengunjung lain seolah dibawa ke negeri Tirai Bambu abad 19 karena budaya Cina zaman dulu begitu terasa saat memasuki tempat ini.



Banyak Spot Selfie

Selain disuguhi dengan ornamen Cina klasik, saya dan pengunjung yang lain juga dimanjakan dengan banyaknya spot selfie yang Instagramable, entah di luar ruangan ataupun di dalam ruangan. Ada yang anti-mainstream, di area Chinatown terdapat selfie room untuk kita para pengunjung bebas ber-selfie ria sepuasnya dengan berbagai background yang unik dan menarik. Tapi ingat, saat musim liburan datang dan pengunjung sedang banyak-banyaknya, kita harus rela bergantian dengan pengunjung lain. Artinya di dalam selfie room tidak boleh terlalu lama sebab pengunjung yang lain pun sedang mengantre untuk bisa selfie.



Jajanan di Chinatown

Meski kental akan budaya Cina, Chinatown banyak menjajakan jajanan khas Indonesia, seperti ayam geperek, seblak dan lain sebagainya. Penting untuk diketahui, bahwa tidak ada kuliner berbahan daging babi di sana, sehingga untuk kamu yang Muslim bisa makan dengan bebas dan aman tentunya.



Cocok untuk Bermain Anak-Anak

Chinatown merupakan destinasi wisata keluarga, selain banyak spot selfie di dalam kawasan Chinatown terdapat arena bermain untuk anak-anak. Anak-anak bisa bermain dengan aman dan nyaman di sana karena telah disediakan beberapa alat permainan.

Alat Pembayaran di Chinatown

Alat pembayaran di dalam area Chinatown tidak menggunakan uang tunai, kita bisa mengganti alat pembayaran dengan kartu kredit, debit atau BCA Flazz.

Di Chinatown juga disediakan sewa pakaian adat Cina, make up ala wanita Cina dan juga fotografer. Jujur saja saya sedikit menyesal tidak mencobanya, mungkin lain kali bisa. Kamu harus coba datang ke Chinatown biar rasa penasaranmu setelah membaca blog ini bisa terobati, hehehehe. Cukup sekian pembahasan saya tentang Chinatown Bandung, semoga bermanfaat. Keep exploring, Guys!
11.17 5 komentar
chinatown bandung

Traveling adalah kegiatan yang menyenangkan, hampir setiap orang menjadikan traveling sebagai hobi. Tapi pernahkah kamu menyadari jika kesalahan kecil bisa saja merusak liburanmu, bahkan hampir membuatnya gagal? 

Saya mendapatkan pelajaran berharga dari liburan saya kemarin, meskipun hanya berlibur ke Bandung (yang jaraknya tidak cukup jauh dari tempat saya tinggal), tapi kesalahan yang saya lakukan membuat liburan kali ini tidak sesuai ekspektasi. Dan lagi-lagi saya tidak ingin menyimpan pelajaran ini sendirian, saya ingin berbagi dengan pembaca setia blog saya tercinta, because sharing is caring, right?


    Tidak Membuat Itinerary

    Itinerary sendiri merupakan rencana perjalanan yang dibuat jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Saya termasuk orang yang menyepelekan itinerary karena menurut saya traveling dengan cara dadakan itu lebih seru dan menantang, namun pengalaman kemarin membuat saya sadar bahwa itinerary begitu penting. Merencanakan perjalanan secara matang membuat waktu dan budget kita tidak terbuang sia-sia. Saat liburan ke Bandung kemarin saya tidak merencanakannya secara serius, alhasil sejak pagi sampai malam saya hanya mengunjungi satu destinasi wisata saja, waktu saya habis terbuang oleh perjalanan yang tidak jelas, parahnya lagi sampai senja datang saya belum juga booking penginapan, saya terancam tidur di pinggir jalan karena penginapan yang sesuai dengan budget saya sudah penuh. Untungnya itu tidak terjadi, saya dapat tempat menginap di suatu rumah makan pinggir jalan, meski tidak sesuai yang diharapkan, saya bersyukur masih bisa beristirahat untuk memulihkan kembali tenaga yang telah terkuras seharian.

      Tidak Merencanakan Budget Liburan

      Budget adalah salah satu hal terpenting, yang sama sekali tidak boleh disepelekan. Kamu tidak ingin kan saat liburan uangmu habis tak karuan? Selain meremehkan itinerary, saya juga kerap meyepelekan budget untuk liburan. Menurut saya liburan membawa uang yang cukup, sudah pasti 'aman'. Tapi itu salah dan fatal tentunya, liburan tanpa perencanaan keuangan tanpa disadari malah akan membuat kantong kita jebol. Liburan yang harusnya menyenangkan dan tak terlupakan, malah jadi membuat stres setelahnya. Sebaiknya, sebelum liburan, kita rencanakan dulu berapa uang yang akan kita bawa, dialokasikan untuk apa saja, berapa untuk biaya makan, transportasi, oleh-oleh, tiket masuk wisata dan lain sebagainya. Jangan lupa bawa uang cadangan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan biaya tak terduga.

      Tidak Saling Menghargai Pendapat

        Ada sebuah istilah, " Jika ingin mengetahui watak asli seseorang, bermusafirlah bersamanya." Saat traveling bersama teman atau rombongan, pasti kita akan menghabiskan banyak waktu dengan mereka, dengan begitu kita juga pasti akan menemukan perbedaan pendapat karena tidak setiap orang memiliki karakter yang sama. Jika perbedaan pendapat itu terjadi, kita harus saling menghargai satu sama lain agar liburan tidaklah rusak dengan hal-hal sepele. Dari liburan kemarin pula saya mendapatkan pelajaran bahwa berdiskusi dengan teman traveling itu penting, meski ada saja yang saya tidak suka dari karakternya, dan saat terjadi perselisihan kita tidak boleh sama-sama keras kepala dan harus saling menghargai setiap pendapat yang ada. 

          Tidak Bersabar Menghadapi Situasi

          Akan ada situasi yang kurang menyenangkan saat traveling, mau tidak mau hal itu harus kita hadapi tentunya bukan dengan hati dan pikiran yang memanas. Dibutuhkan kesabaran yang tinggi di saat seperti ini, sebab jika tidak bersabar dan kamu tidak berusaha menikmati liburanmu, sudah tentu jelas esensi liburanmu akan rusak, Kamu hanya akan mengingat bagian tidak menyenangkan saja nantinya. Bagaimanapun tidak  menyenangkannya liburanmu, bersabarlah dan nikmati setiap momen yang ada.



          Setiap perjalanan pasti ada pelajaran yang bisa kita ambil, tergantung apakah kita menyadari atau tidak perjalanan itu mengandung pelajaran. Nah, cukup sekian tulisan dari saya, semoga bermanfaat.

          15.34 4 komentar

          Siapa sih yang tidak suka traveling? Sebagian besar generasi millenial meyukai kegiatan ini. Tapi ada hal yang cukup menyebalkan saat traveling, salah satunya kita kerap membawa barang yang tak diperlukan sehingga memberatkan tas kita. Atau barang yang seharusnya dibawa, malah tertinggal di rumah. Nah, saya punya tips agar packing lebih efisien, khususnya bagi kamu seorang backpacker.

          • Buat Catatan

          Sebelum pergi, buat catatan apa saja yang perlu dibawa dan tak perlu dibawa. Jangan sampai barang yang paling diperlukan malah tertinggal. Pikirkan lagi, apakah barang tersebut benar-benar berguna saat kita traveling, mengingat sebagai backpacker kita hanya membawa tas punggung yang tentu akan menyiksa tubuh kita jika terlalu banyak barang bawaan.

          • Gunakan Ruang Kosong Ransel Se-Efisien Mungkin

          Sebagai backpacker, kita mesti menggunakan sebaik-baiknya ruang kosong di ransel kita. Usahakan ransel yang kita gunakan untuk backpacking, cukup untuk membawa keperluan kita. Bila ransel kita tidak terlalu besar, kita bisa menyiasatinya dengan berbagai cara, seperti melipat pakaian sekecil mungkin, mengempeskan bungkusan snack, dan lain sebagainya.



          • Simpan Barang Sesuai Kategori


          Agar tak menyulitkan kita saat traveling, simpan barang bawaan sesuai kategori. Misalnya obat-obatan disimpan di bagian ransel paling depan, batrai di bagian samping ransel, pakaian di ruang utama ransel.


          • Bawa Kantong Plastik


          Pada waktu traveling, pakaian kotor adalah hal yang tak bisa dihindari. Maka dari itu jangan lupakan kantong pelastik untuk membungkus pakaian kotor agar tak tercampur dengan pakaian bersih. Kantong pelastik juga berguna untuk hal yang lain, seperti tempat sampah sementara saat kita tidak menemukan tong sampah.

          • Paketkan Sebagian Barang Bawaan

          Sebagai wanita, jujur saja saya hampir tidak pernah melewatkan belanja saat traveling. Jika dirasa oleh-oleh terlalu membuat sesak tas saya, saya akan memaketkan sebagian barang bawaan saya, seperti baju kotor dan lain sebagainya. Memang akan dikenakan biaya tambahan untuk ini, tapi ini jauh lebih baik daripada saya harus tersiksa dengan barang bawaan dan belanjaan saya sendiri.

          Nah itulah tips dari saya, semoga bermanfaat.


          Artikel ini pernah tayang di UC News dengan judul:

          Tips Packing Ala Backpacker


          17.13 No komentar


          Di dunia backpacking saya bukan termasuk kelas senior, saya baru menyukai kegiatan ini sejak 2016 silam dan destinasi yang saya kunjungi pun belum terlalu banyak. Meski begitu saya mendapatkan banyak pelajaran, ya pengalaman adalah guru saya. Pengalaman backpacking mengajarkan saya sesuatu yang tidak diajarkan ketika saya hanya berdiam diri di rumah, ketika saya hanya berbaring di atas kasur dengan smartphone di genggaman saya. Pengalaman yang saya dapatkan terlalu berharga,  dan akan jadi sia-sia jika tidak saya bagi dengan orang lain.

          • Bersabar

          Backpacking itu sedikit berbeda dengan traveling biasa menurut saya, kenapa? Karena kegiatan backpacking itu adalah kegiatan untuk mengeksplorasi tempat baru dengan minim pengeluaran sebisa mungkin (Syukur-syukur gratis hehehehe), artinya jadi backpacker itu jangan berharap perjalanan kita nyaman. Bisa tidur di penginapan sederhana saja sudah alhamdulillah, jangan berharap lebih dengan tidur di hotel mewah. Tiba-tiba saya ingat pengalaman saya beberapa waktu lalu, ketika saya pulang dari Kendal menuju Pekalongan, saya menunggu bus cukup lama tapi tidak dapat. Akhirnya datang mobil elf diiringi suara kondekturnya yang khas, dengan terpaksa saya naik mobil tersebut, karena saya pikir saya harus sampai Pekalongan saat Ashar tiba lalu melanjutkan perjalanan menuju Karawang . Betapa kagetnya saya ketika masuk ke dalam mobil ternyata sudah sesak penumpang sampai kami yang berdiri di dekat pintu belakang mobil harus didorong oleh kondektur. Jelas saya marah, saya pikir kalau mobil sudah penuh kenapa harus memaksa mengangkut penumpang melebihi kapasitas? Di situ pikiran saya sudah kacau sekali,  sudah sikap kondekturnya kurang menyenangkan, saya harus berdiri dan berdesakkan, semalam kurang tidur pula, bagaimana pitam saya tidak naik?

          Saya minta turun, tidak diizinkan oleh si kondektur. Saya mendumal menggunakan Bahasa Sunda, tidak ada yang menganggap saya aneh, bisa jadi karena mereka tidak mengerti bahasa saya. Lama-lama saya mendumal menggunakan Bahasa Indonesia, semua penumpang menoleh.Mungkin dalam hati mereka "Ini orang ngedumel mulu dari tadi..." Akhirnya saya minta turun lagi dibantu penumpang lain agar sopir menghentikan laju mobil, dikabulkan. Tapi apa, barang-barang saya dilempar oleh si kondektur, astaghfirullahaladziim. Jujur saja, sebenarnya saya juga salah karena tidak sabar menghadapi situasi seperti ini, karena ini memang pengalaman pertama saya naik mobil umum dengan keadaan berdiri dan berdesakkan. Ini hanya secuil cerita tentang sabar selama backpacking, akan ada sabar-sabar selanjutnya di perjalanan selanjutnya.  Saya juga pernah tidur di depan mini market sambil menunggu bus, saya tidak kuat menahan kantuk karena memang badan saya sudah benar-benar kelelahan. Tapi apa saya kapok? Oh tentu tidak, saya malah suka hal-hal seperti ini, saya suka keluar dari zona nyaman saya, saya suka petualangan.


          • Menginap Gratis

          Beberapa kali saya beruntung karena mendapatkan penginapan gratis selama backpacking, mulai dari menginap di rumah teman hingga menginap di rumah orang asing yang tak dikenal. 
          Tentu saya amat bersyukur, hal itu otomatis akan memangkas biaya pengeluaran. Enaknya lagi rata-rata pelayanan si pemilik rumah kepada tamunya luar biasa baik.


          • Mendapatkan Teman Baru

          Salah satu hal yang saya suka dari kegiatan ini adalah mendapatkan teman baru, meski saya tergolong introvert dan sulit bergaul, jujur saya sangat senang sekali. Apalagi jika bisa saling membantu satu sama lain. Saya pernah sakit di perjalanan menuju Bandung, untung waktu itu teman perjalanan saya seorang tenaga kesehatan, jadi bisa langsung ditangani. Saya juga pernah makan ditraktir oleh teman baru, eh bukan berarti saya muka gratisan ya hehehe. Dikasih gratis, ya diterima. Ya itulah gunanya teman, meski pertemuan kita singkat tetapi kita tidak lupa untuk saling tolong menolong, siapa tahu suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi, siapa tahu suatu hari kita saling memerlukan bantuan. Iya kan?


          • Tidur di Mana Saja


          Namanya juga backpacker, budget saya terbatas. Jika saya tidak menemukan penginapan murah, seperti yang saya jelaskan tadi mau tidak mau saya harus rela tidur di mana saja, depan mini market, masjid, sampai pos ronda. Apakah itu aman? Alhamdulillah aman-aman saja, karena saya backpacking tidak sendiri hehehe. Jujur saja saya belum berani untuk solo traveling.


          • Makan yang Penting Kenyang

          Selama backpacking makan tak perlu mewah-mewah, yang penting kenyang dan menambah tenaga. Eh, biasanya kalau traveling saya cari makanan khas setempat, sekalian eksplorisasi kuliner. Tapi bukan berarti cari makanan yang mahal dan menghabiskan budget ya? Poin terpenting adalah kenyang.


          Sepertinya tulisan sudah terlalu panjang, itulah sedikit pengalaman saya menjadi backpacker. Dunia ini luas. Guys. Sayang sekali jika kamu hanya berdiam diri di kamar, tidur dan menonton tv. Yuk, jelajahi dunia, jika diberi kesempatan bertemu, jangan lupa sapa saya! 
          14.10 3 komentar

          Siapa yang kulitnya sering kusam setelah traveling?
          Kalau iya, berarti kita sama hehehehe. Saat traveling, minyak, kotoran, debu, asap, polusi bahkan berbagai jenis make up menumpuk di wajah kita, ditambah sinar matahari yang malah memperburuk kondisi kulit. Jadi tidak usah heran, jika setelah traveling kulit menjadi kusam, komedo dan sel kulit mati bertebaran. Tapi saya punya solusi, ada beberapa step perawatan yang bisa dilakukan di rumah dengan bahan sederhana, khususnya bagi sobat misquen seperti saya yang harus pikir panjang untuk treatment di salon, hehehe. Yuk simak terus!


          Teh Hijau

          Steam Wajah dengan Air Panas.

          Step pertama adalah steam wajah dengan air panas, ini berguna untuk membuka setiap pori-pori wajah dan mempermudah kita mengeluarkan komedo. Biasanya saya menambahkan teh hijau saat steam wajah karena kandungan anti-oksidannya yang tinggi, sehingga memberikan banyak sekali manfaat untuk kulit. Lakukan steam wajah selama 5-10 menit untuk membuka pori-pori.

          Putih telur untuk kecantikan

          Putih Telur untuk Mengangkat Komedo.

          Setelah steam wajah, siapkan putih telur yang telah dikocok hingga berbusa. Aplikasikan ke seluruh area wajah terutama hidung dan dagu, sebab dua area tersebut merupakan area paling banyak terdapat komedo. Setelah mengaplikasikan putih telur, tempelkan tissue di seluruh area wajah, kecuali area mata, lubang hidung dan mulut. Mudahnya, gunakan seperti kita memakai sheet mask, oleskan lagi putih telur ke seluruh wajah agar tissue semakin merekat kuat. Tunggu kira-kira 25-30 menit atau sampai kering. Setelah kering angkat perlahan. Taraaaaaa... komedo pasti ikut terangkat. Jika dirasa masih banyak komedo yang tertinggal, bisa diulangi sampai beberapa kali.


          Es batu untuk kecantikan

          Gunakan Es Batu untuk Menutup Pori.

          Setelah dibuka, jangan ditinggalkan begitu saja. Iya, pori-pori yang telah dibuka dengan steam air panas dan pengangkatan komedo, sebaiknya ditutup kembali dengan es batu atau air dingin agar kulit menjadi rileks dan kencang. Bagaimana, mudahkan? 

          Sebenarnya untuk exfoliating cukup sampai di sini, tapi rasanya masih kurang ya kalau tidak ditambah skincare routine yang kita pakai sehari-hari hehehehe. Untuk skincare routine, saya yakin teman-teman sudah punya kebiasaan tersendiri dan produk favorit. Tapi di postingan kali ini saya juga akan berbagi skincare routine ala saya.

          Review masker innisfree

          Innisfree Super Volcanic Pore Clay Mask 2x.

          Setelah step exfoliating selesai, saya langsung mengaplikasikan masker favorit saya ke wajah, yaitu Innisfree Super Volcanic Pore Clay Mask 2x. Masker ini diklaim dapat menyerap minyak berlebih dan meringkas pori. Bagi teman-teman yang memiliki tipe kulit berminyak terlebih yang berpori besar seperti saya, sangat direkomendasikan menggunakan masker ini minimal 1 kali dalam seminggu. Setelah mengaplikasikannya pada wajah, tunggu sampai kering, lalu bilas.


          Review nasa collaskin soap

          Collaskin Soap.

          Setelah masker kering, saya langsung membilasnya dengan facial wash. Hmmmm, jujur saja untuk urusan facial wash Collaskin Soap adalah facial wash terbaik yang pernah saya pakai. Saya jatuh cinta dengan produk ini karena berbagai khasiat yang telah saya rasakan, di antaranyaa adalah wajah saya bersih dari flek hitam, kulit kusam, jerawat dan segala masalah kulit lainnya. Ini bukan endorse ya, hanya sekalian review hehehehe. Ok lanjut.

          Rwview wardah primary booster

          Wardah Primary Skin Hydrating Booster.

          Setelah mencuci wajah, saya menggunakan produk Wardah Primary Skin Hydrating Booster. Produk ini juga bisa mengganti fungsi toner, yang mengguna untuk melembabkan wajah dan membantu penyerapan serum dan krim wajah agar bekerja lebih optimal.

          Review fresh herb origin serum

          Nacific Fresh Herb Origin Serum

          Satu lagi produk favorit saya, yaitu serum ajaib dari Nacific. Yang saya rasakan setelah beberapa bulan menggunakan produk asal Korea Selatan ini adalah, kulit wajah saya jadi makin cerah dan tidak mudah kusam. Bagaimana dengan kehalalannya? Meski tidak bersertifikat halal, insya Allah produk ini halal karena menurut produsen Nacific, bahan bakunya 100% terbuat dari tumbuhan.

          Review viva sleeping mask

          Viva Waterdrop Sleeping Mask

          Masker lagi, hehehe. Tapi jangan salah, masker ini berbeda dengan masker sebelumnya. Viva Waterdrop Sleeping Mask ini berguna untuk menjaga kelembaban wajah selama kita tidur, jadi bisa kita biarkan menempel di wajah sampai pagi, alias tidak perlu dibilas.

          Step-step di atas tidak hanya saya lakukan setelah traveling, tapi saya rutin lakukan minimal seminggu sekali. Bagaimana teman-teman? Semoga bermanfaat.

          19.09 2 komentar
          Jalan-jalan ke suatu daerah tak akan lengkap tanpa menikmati kulinernya bukan?

          Beberapa bulan kemarin saya berkesempatan mengunjungi Dieng, dan pastinya mencicipi kulinernya. Jadi sayang sekali jika saya tidak berbagi rekomendasi kuliner Dieng di sini.
          Nah, apa saja sih kuliner Dieng yang wajib dicicipi? Yuk simak!

          Mie Ongklok

          Kuliner Dieng


          Mie ongklok menjadi salah satu kuliner wajib saat kita berkunjung ke Wonosobo khususnya Dieng, sebab udara Dieng yang dingin-dingin gemesin cocok sekali untuk menyantap kuliner yang satu ini. Kuahnya yang hangat dan kental, mienya yang kenyal, rasanya yang gurih, membuat kita tidak butuh alasan lagi untuk mencoba lezatnya mie ongklok. Ketika kita datang ke Wonosobo, kita akan banyak menemukan pedagang Mie Ongklok, mulai dari warung, kedai, restoran hingga gerobak-gerobak yang menjajakan jualannya di pinggir jalan. Oh ya, mie ongklok juga tersedia dalam bentuk mie instan, jadi bagi wisatawan bisa membawa pulang mie ongklok sebagai oleh-oleh khas Wonosobo. Meski mie ongklok ini terlihat sederhana, tapi jangan sampai dikewatkan. Karena makan mie ongklok itu menurut saya rasa Wonosobo banget.

          Iga Bakar

          Kuliner Dieng

          Selain mie ongklok, ada iga bakar yang rasanya juicy abis. Perpaduan rasanya yang manis dan gurih meledak di mulut bahkan saat suapan pertama. Dagingnya juga empuk, jadi jangan takut dagingnya alot, ya.

          Carica

          carica.co.id

          Carica merupakan buah yang masih satu keluarga dengan pepaya, pohon keduanya pun sekilas mirip. Di Dieng, carica diolah menjadi berbagai macam jenis kuliner, ada yang dibuat manisan, ada yang  dibuat selai dan masih banyak lagi.  Sedikit informasi, ketika saya membeli manisan carica, saya bertanya pada sang penjual, kata saya apakah bisa buah carica dimakan langsung? Lalu kata sang penjual, carica tidak bisa lngsung dimakan, harus melewati berbagai macam proses, yang kata si penjual prosesnya cukup ribet. Soal rasa, buah carica ini tidak perlu diragukan lagi, saya pun sampai menyesal karena membeli sedikit, maklum waktu itu saya jadi backpacker, jadi berat kalau saya bawa terlalu banyak membawa oleh-oleh.


          Tempe Kemul dan Kentang Goreng


          Pagi-pagi sarapan tempe kemul dan kentang goreng yang ditaburi bumbu balado, wih mantap tiada dua. Dieng adalah salah satu kawasan penghasil kentang terbesar di Indonesia, jadi wajar saja jika di sana kita akan banyak menemukan olahan kentang, salah satunya kentang goreng. Meski sederhana, tapi kentang goreng di Dieng sungguh nikmat, saya pernah mencoba sendiri kentang goreng bumbu balado di rumah, tapi saya rasa, nikmatnya tidak sama dengan ketika saya mencicipi kentang goreng Dieng. Lalu bagaimana dengan tempe kemul? Nah, tempe kemul ini masih saudara dengan mendoan. Soal rasa, tempe kemul juga memiliki rasa yang maknyus apalagi jika makannya ditemani cabe rawit dan teh tawar hangat, dijamin banjir keringat.

          Nah, cukup sekian tulisan dari saya. Semoga bermanfaat. Keep exploring!
          21.55 2 komentar


          Kemarin saya sudah membahas tentang Telaga Warna, nah kali ini saya akan ceritakan pengalaman saya di Bukit Pandang Ratapan Angin dengan view yang luar biasa epik.

          Sebelum membahas view, mari kita membahas tiket. Kita cukup membayar Rp. 10.000,-/orang dan sudah bisa menikmati pemandangan indah dari gardu pandang dan batu ratapan angin. Sebelum sampai di bukit pandang, kita harus menaiki beberapa anak tangga. Meski begitu, kita tidak akan merasa bosan karena mata kita langsung dimanjakan dengan hijaunya perkebunan. Di area Batu Pandang ini, banyak ditanami berbagai macam bunga juga buah, salah satunya adalah tanaman carica.

          Bukit pandang ratapan angin
          Perkebunan di area Batu Pandang Ratapan Angin


          Jika kamui ingin berlibur bersama keluarga, tempat ini bisa jadi salah satu rekomendasi. Selain tiketnya yang murah, Batu Pandang Ratapan Angin ini juga cocok untuk anak-anak karena di dalamnya disediakan beberapa wahana, seperti jembatan gantung, dan ayunan gantung. Kita juga bisa berinteraksi dengan burung hantu.


          Fyi, kemarin saat saya berkunjung ke Dieng beberapa waktu lalu, wahana jembatan merah putih tidak bisa digunakan karena ada kerusakan. Tapi itu tidak mengurangi antusias saya dengan tempat ini, karena memang tujuan saya ke Batu Pandang Ratapan Angin adalah melihat view epik dua telaga sekaligus.



          Batu pandang ratapan angin
          View Telaga Warna dan Telaga Pengilon dari Batu Pandang

          Bagaimana, keren bukan? Kita bisa melihat view Telaga Warna danTelaga Pengilon dari ketinggian. Untuk bisa berfoto di atas batu, kita harus rela mengantri, apalagi jika memasuki musim liburan, pasti banyak pengunjung yang datang.

          Oh ya, setelah bosan dengan Batu Pandang. Jangan lupa mampir di Dieng Plateu Theater, masih satu area kok. Lagi pula rasanya tidak lengkap jika pergi ke Dieng tapi tidak mampir ke teaternya, karena tidak diperbolehkan memfoto dan merekam selama di dalam teater, jadi saya tidak menampilkan fotonya. Dieng Plateu Theater tiket masuknya gratis, jika saat memasuki area Dieng sudah membayar tiket. Waktu itu saat kedatangan ke Dieng, kebetulan saya tidak dipungut biaya jadi saya mesti membayar tiket seharga Rp. 10.000,-/orang.

          Sekilas saja tentang Dieng Plateu Theater, di dalamnya seperti teater pada umumnya, namun yang menurut saya keren adalah, kita bisa belajar sejarah, budaya, dan keunikan Dieng dari sebuah film dokumenter.

          Saya tidak akan bercerita panjang lebar, selain tangan saya pegal, bercerita panjang lebar akan membuatmu bosan dan tak penasaran.

          Semoga tulisan ini bermanfaat, keep exploring, Guys!
          21.12 1 komentar
          Newer Posts
          Older Posts

          Portofolio

          Brown Grey Creative Modern Online Portfolio oleh Lilis khoerunisa

          About me




          Seorang wanita biasa yang lahir di Karawang, 04 Januari 1996. Hidup di tengah keluarga yang biasa, juga latar belakang pendidikan yang biasa. Meski begitu, ia tak pernah menyerah memperjuangkan mimpinya yang luar biasa

          Total Tayangan Halaman

          Follow Us

          Blog Archive

          • ►  2024 (3)
            • ►  Desember (1)
            • ►  November (1)
            • ►  Maret (1)
          • ►  2023 (4)
            • ►  September (1)
            • ►  Juli (1)
            • ►  Maret (2)
          • ►  2022 (1)
            • ►  April (1)
          • ►  2021 (6)
            • ►  Agustus (1)
            • ►  Mei (2)
            • ►  Maret (1)
            • ►  Februari (2)
          • ►  2020 (5)
            • ►  Desember (2)
            • ►  Agustus (1)
            • ►  Februari (1)
            • ►  Januari (1)
          • ▼  2019 (10)
            • ▼  Desember (1)
              • Review St. Ives Fresh Skin Apricot Scrub
            • ►  Juli (1)
              • Review Nacific Fresh Herb Origin Set (Gift Series)
            • ►  Juni (3)
              • Pertama Kali Mencoba Sate Kelinci
              • Mengenal Budaya Cina di Chinatown Bandung
              • Kesalahan Kecil Seorang Traveler yang Berakibat Fatal
            • ►  Mei (2)
              • Tips Packing Ala Backpacker
              • Suka Duka Jadi Backpacker
            • ►  April (1)
              • Perawatan Wajah Setelah Traveling Ala Lilis Khoeru...
            • ►  Maret (1)
              • Icip-Icip Kuliner di Dieng
            • ►  Januari (1)
              • Explore Dieng; View Epik dari Batu Pandang Ratapan...
          • ►  2018 (17)
            • ►  Desember (3)
            • ►  November (1)
            • ►  September (1)
            • ►  Juli (2)
            • ►  Juni (2)
            • ►  Mei (3)
            • ►  April (4)
            • ►  Maret (1)

          Labels

          Beauty Bisnis Haji & Umrah Innisfree Kuliner Laneige Nacific. Nature Republic Opini Oriflame Pond's Puasa Review Sehat Sejarah Skin Aqua Skincare Society St. Ives Tips Travel Wardah

          Hot Items

          • Tips Agar Tetap Sehat saat Berpuasa
            Yeaayyyyyy, Ramadhan sudah di depan mata. Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia, penuh berkah, ampunan serta rahmat, memang sudah se...
          loading...


          FOLLOW ME @INSTAGRAM






          Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates